- Setelah proklamasi kemerdekaan, Belanda masih berusaha menguasai Indonesia. Belanda bahkan Agresi Militer I dan II. Agresi Militer Belanda I mulai dilaksanakan pada 21 Juli 1947, sementara Agresi Militer Belanda II dimulai pada 19 Desember 1948. Peristiwa Agresi Militer Belanda pun mendapat banyak kecaman dari dunia internasional, termasuk bagaimana reaksi dunia internasional terhadap Agresi Militer Belanda I dan II? Baca juga Kronologi Agresi Militer Belanda I India dan Australia mengajukan penyelesaian ke PBB Pada Agresi Militer Belanda I, yang berlangsung antara 21 Juli-5 Agustus 1947, Belanda menyerang Sumatera dan serangan ini, Belanda berhasil masuk ke pertahanan TNI di sektor Bandung Timur. Sementara di Sumatera, Belanda berhasil menguasai perkebunan di sekitar Medan sekaligus tambang minyak dan batu bara yang ada di Palembang. Tanggapan dunia terhadap Agresi Militer Belanda I adalah, sebagian besar negara memberi kecaman. Bahkan, India dan Australia mengajukan agar permasalahan ini dibahas dalam agenda Sidang Dewan Keamanan PBB pada 31 Juli 1947. Hasilnya, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang berisikan sebuah imbauan kepada Belanda dan Indonesia untuk segera menghentikan pertempuran. Baca juga Agresi Militer Belanda IAgresiMiliter Belanda I membuat dunia internasional melontarkan kecamannya. Baca: Sejarah Singkat dan Kisah Perjuangan Soekarno dalam Kemerdekaan Indonesia Bahkan, India dan Australia mengajukan agar permasalahan ini dibahas dalam agenda Sidang Dewan Keamanan PBB pada 31 Juli 1947. Agresi Militer Belanda I atau Operasi Produk Operatie Product merupakan peristiwa sesudah proklamasi yang dikenal dalam catatan sejarah Indonesia dilakukan oleh Belanda di wilayah kedaulatan Indonesia di Pulau Jawa dan Sumatera pada 21 Juli hingga 5 Agustus 1947. Tujuan dilakukan agresi militer I tersebut adalah untuk merebut daerah – daerah perkebunan penghasil rempah – rempah. Pada saat itu Belanda memang menanggung keuntungan sangat besar dari komoditas rempah – rempah yang berasal dari kekayaan alam Indonesia. Hasil bumi tersebut diperdagangkan secara internasional dan mendatangkan keuntungan besar bagi Kerajaan Belanda, sehingga ketika Indonesia menyatakan kemerdekaan, Belanda akan kehilangan sumber pundi – pundi Belanda difokuskan di tiga tempat yaitu Sumatra Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Belanda menyasar perkebunan tembakau di Sumatra Timur, menguasai seluruh pantai utara Jawa Tengah dan menyasar wilayah perkebunan tebu serta pabrik gula di Jawa Timur. Istilah Operasi Produk tersebut berasal dari Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook yang tidak lagi mengakui hasil sejarah perjanjian Linggarjati pada 25 Maret 1947. Belanda menggunakan penafsiran mereka sendiri untuk melanggar perjanjian tersebut dan mencari cara untuk kembali menguasai Indonesia. Aksi tersebut sudah tentu menimbulkan dampak agresi militer Belanda I bagi Indonesia dalam beberapa Agresi Militer Belanda IBelanda melancarkan agresi dengan dalih aksi polisionil untuk memulihkan kondisi keamanan di Indonesia untuk mempertahankan penafsiran mereka yang sepihak terhadap perjanjian Linggarjati. Pada saat itu memang terjadi perselisihan akan hasil perundingan Linggarjati antara Indonesia dan Belanda,namun Belanda memanfaatkannya sebagai celah untuk kembali menguasai Indonesia. Belanda terus memaksa menjadikan Indonesia sebagai negara persemakmuran dengan Belanda sebagai negara Induk yang ditolak oleh bangsa Indonesia yang menginginkan kedaulatan, lepas dari campur tangan motif ekonomi, Belanda juga memiliki tujuan lain untuk mengepung ibukota RI dan merebut kedaulatan yang telah didapatkan dengan susah payah dan menghancurkan tentara nasional Indonesia. Belanda kemudian menyerang di daerah – daerah Pulau Jawa dan Sumatera sehingga pasukan TNI yang belum siap tercerai berai, namun kemudian mendirikan benteng pertahanan baru dan melakukan strategi perang gerilya Indonesia yang cukup berhasil. Gerakan Belanda menjadi terbatas dan hanya dapat menyerang di kota – kota besar serta jalan raya, sementara tentara Indonesia menguasai wilayah luar kota. Agresi militer Belanda I ini adalah contoh kerugian perjanjian linggarjati dan dampak perjanjian linggarjati bagi Positif Bagi IndonesiaAksi Belanda yang berkedok Aksi Polisionil’ tidak dapat mengelabui dunia internasional yang menentang aksi tersebut sehingga Belanda kehilangan dukungan dari dunia Indonesia berhasil mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat negara Arab kemudian memberikan pengakuan secara de jure akan kemerdekaan RI, dimulai oleh Mesir pada 1947. Diikuti oleh Libanon, Syria, Irak, Afganistan dan Saudi Arabia tahun 1947 juga. Pengakuan tersebut tidak lepas dari peranan penting Sutan Syahrir yang mengirim delegasi pimpinan Agus Salim ke negara – negara Islam di Timur agresi militer Belanda I dengan pengakuan negara – negara Arab tersebut memperkuat posisi Indonesia dalam perjanjian Negatif Bagi IndonesiaDampak agresi militer Belanda I yang negatif adalah bahwa kekuatan militer Indonesia berhasil dilemahkan oleh Belanda, sehingga kekuatan TNI menjadi terjepit .Belanda berhasil menguasai daerah – daerah penting Indonesia sehingga wilayah Indonesia semakin dari 150 ribu orang pasukan Indonesia dari sekitar 500 ribu orang tewas sebagai dampak agresi militer Belanda hanya dari militer, warga sipil juga ikut menjadi Belanda juga mempengaruhi ekonomi Indonesia termasuk pengeluaran biaya untuk keperluan stabilitas politik dan pemerintahan terhadap rakyat Sulawesi Selatan pada Januari 1948 yang dipimpin pasukan Kapten rakyat desa Rawagede sebanyai 491 orang yang dituduh menyembunyikan Lukas Kustaryo dan pasukannya pada Desember rakyat di Jawa Timur yang dimasukkan ke dalam gerbong kereta api maut yang ditutup rapat tanpa ventilasi sehingga seluruh tahanan mati lemas kekurangan perkebunan Indonesia seperti Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur banyak dikuasai oleh Belanda sehingga menimbulkan kerugian untuk negara yang besar secara ekonomi karena biaya perang dan banyaknya bangunan yang beberapa tentara muda seperti Komodor Muda Udara dr. Abdurahman Saleh, Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto, dan Perwira Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo karena pesawat Dakota bersimbol palang merah yang mereka tumpangi membawa sumbangan Palang Merah Malaya untuk TNI ditembak jatuh oleh Belanda pada 29 Juli Agresi Militer IReaksi besar dari dunia internasional mengecam agresi militer Belanda I tersebut, berkat desakan India dan Australia pada tanggal 30 Juli 1947 langsung menjadi pembahasan Dewan Keamanan PBB. DK PBB meminta penghentian permusuhan kedua pihak, namun Belanda tetap tidak mempedulikan reaksi keras dari dunia internasional tersebut. Indonesia juga secara resmi melaporkan agresi militer Belanda ke PBB karena telah melanggar perjanjian internasional yaitu tujuan perjanjian menganggap mereka memiliki hak untuk menentukan perkembangan negara Indonesia dengan menghancurkan RI, namun sekutu – sekutu utama Belanda seperti Inggris, Australia dan Amerika tidak mau mengakui hak tersebut kecuali diakui oleh rakyat Indonesia. Dan hal itu tidak mungkin terjadi, yang berarti Belanda harus terus melakukan penaklukan secara militer. Sebagai hasil dari desakan negara – negara lain, PBB kemudian mengambil langkah pertama untuk menghentikan penyerangan militer di dunia dan memaksa penyerang untuk menghentikan demikian, PBB menganggap masalah antara Belanda dan Indonesia bukan lagi sebagai masalah antara negara jajahan dan penguasanya namun sudah menjadi masalah internasional yang bisa memicu perang dunia. Pada tanggal 25 Agustus 1947 DK PBB membentuk komite untuk menengahi konflik bersenjata Belanda dan Indonesia yang disebut sebagai Komisi Tiga Negara yang beranggotakan Australia, Belgia dan Amerika Serikat. Indonesia memilih Australia, Belanda memilih Belgia dan AS sebagai pihak netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland, AS oleh Dr. Frank agresi militer Belanda I bisa diminimalkan dan dihentikan juga berkat perjuangan diplomasi pemerintah Indonesia di luar negeri sebagai bagian dari peran Indonesia dalam hubungan internasional dan peran Indonesia dalam PBB. Para delegasi Indonesia berusaha memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Indonesia layak dan mampu menjadi negara yang berdaulat, terbukti dari munculnya reaksi keras kepada agresi militer yang dilakukan Belanda. Pada tanggal 15 Agustus 1947 pemerintah Belanda akhirnya bersedia menerima resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pertempuran. Walaupun demikian, Belanda kemudian kembali mengingkari gencatan senjata yang disepakati dalam sejarah perjanjian Renville dan mengingkari latar belakang perjanjian Renville dengan operasi militer yang lebih besar dan dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II. Apakahlatar belakang terjadinya agresi militer belanda 1. Question from @Mela85 - Sekolah Menengah Pertama - Ips Mela85 @Mela85. January 2019 1 8 Report. Apakah latar belakang terjadinya agresi militer belanda 1 . user0211 Agresi Militer Belanda 1 dilatar belakangi oleh Belanda yang tidak menerima hasil Perundingan Linggajati yang telah
Hai Sobat Zenius! Elo tahu kan kalau Belanda pernah menjajah negara kita dalam waktu yang sangat lama. Bahkan setelah Indonesia merdeka, Belanda sempat beberapa kali datang kembali dan menyerang Indonesia. Betah banget ya mereka bolak-balik ke Indonesia. Ada apa sih sebenarnya dengan Indonesia sampai-sampai Belanda susah banget nih move on dari negara kita? Nah, salah satu peristiwa penyerangan kembali Belanda di Indonesia adalah Agresi Militer 2 Belanda. Kali ini gue mau ngajak elo buat cari tahu lebih dalam tentang peristiwa ini. So, simak terus ya! Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2Penyebab Agresi Militer Belanda 2Kronologi Agresi Militer Belanda 2Dampak Agresi Militer 2 BelandaContoh Soal Agresi Militer 2 dan Pembahasannya Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda sempat beberapa kali kembali melakukan penyerangan ke Indonesia. Peristiwa ini disebut dengan Agresi Militer Belanda. Penyerangan yang dilakukan oleh Belanda ini nggak cuma sekali lho Sobat Zenius, melainkan dilakukan sebanyak dua kali. Agresi Militer Belanda I atau Operatie Product terjadi pada tanggal 21 Juli sampai 5 Agustus 1947. Cukup lama juga ya guys, kelihatannya memang Belanda ini nggak gampang menyerah. Nah, setelah gagal dengan Agresi Militer pertama akhirnya Belanda datang lagi untuk melakukan Agresi Militer Belanda 2 atau Operatie Kraai alias Operasi Gagak. Hah? Kok dinamakan Operasi Gagak ya? Jadi, ada alasannya guys. Agresi Militer 2 diberi nama Operasi Gagak karena dimulai dengan pelepasan pasukan penerjun dengan kondisi waktu Yogyakarta yang masih gelap, jadi diumpamakan sebagai gagak, gitu ceritanya. Terus kapan terjadinya Agresi Militer 2? Agresi Militer Belanda 2 terjadi pada tanggal tanggal 19-20 Agustus 1948. Kenapa ya Belanda ngotot banget bolak-balik cuma buat nyerang Indonesia? Baca Juga Latar Belakang dan Kronologi Perang Dunia 2 – Materi Sejarah Kelas 11 Di atas tadi gue udah ngasih tahu ke elo kalau Agresi Militer 2 Belanda terjadi pada tanggal 19-20 Desember 1948. Dimulai dengan pasukan Belanda yang sengaja diturunkan pertama kali yaitu tanggal 19 Desember di Yogyakarta. Kira-kira apa ya alasan Belanda melakukan Agresi Militer di Yogyakarta? Jawabannya adalah karena pada saat itu Yogyakarta merupakan ibukota Indonesia. Nah, lalu apa sih yang membuat Belanda melakukan penyerangan kepada Indonesia lewat Agresi Militer 2? Cuplikan Video Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 Arsip Zenius Penyebab Agresi Militer Belanda 2 masih ada kaitannya dengan Perjanjian Renville. Dapat dikatakan setelah Belanda dan Indonesia menandatangani Perjanjian Renville bukannya berdamai namun kedua belah pihak malah merasa saling curiga satu sama lain. Mereka saling klaim kalau salah satu pihak mengkhianati hasil perundingan. Terus, Belanda juga merasa bahwa isi perjanjian Renville lebih banyak menguntungkan Indonesia. Alasan tersebut menjadikan Belanda kembali melancarkan agresi militer keduanya pada 19-20 Desember 1948. Kalau elo mau lebih dalam tentang penyebab Agresi Militer Belanda 2, elo bisa klik banner di bawah, ya! Kronologi Agresi Militer Belanda 2 Dalam Agresi Militer 2 Belanda, pasukan Belanda pada awalnya menyerang Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta secara tiba-tiba melalui udara. Sangat disayangkan pada waktu itu Belanda dapat dengan cepat melumpuhkan Pangkalan Udara Maguwo yang kemudian membuat Belanda dapat menguasai Yogyakarta. Setelah berhasil menguasai Yogyakarta, kemudian Belanda menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan beberapa pejabat Indonesia. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta dan beberapa pejabat Indonesia yang tertangkap kemudian diterbangkan untuk diasingkan di Bangka. Namun, ternyata presiden kita saat itu, yaitu Presiden Soekarno, sudah punya perkiraan nih kalau cepat atau lambat Belanda bakal melakukan penyerangan. Sehingga beliau sudah membuat rencana. Yaitu, membuat surat kuasa kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membuat pemerintahan darurat sementara yaitu Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat, dengan tujuan agar Indonesia akan terus menyusun strategi untuk melawan Belanda. Presiden Soekarno juga sudah membuat rencana cadangan seandainya pemerintahan darurat yang dibentuk ini gagal menjalankan tugas pemerintahan. Syafruddin Prawiranegara Sumber Wikimedia Commons PDRI yang diketuai oleh Syarifuddin Prawiranegara terus menyusun sejumlah perlawanan terhadap Belanda. Yaitu dengan membentuk lima wilayah pemerintahan militer di Sumatera yakni di Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan, serta dibantu pula oleh berbagai laskar yang ada di Jawa. Keren banget kan guys kerjasama yang dilakukan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan? Agresi Militer Belanda 2 Sumber Wikimedia Commons Dampak Agresi Militer 2 Belanda Agresi Militer 2 tersebut tentu saja menimbulkan dampak, di antaranya adalah Belanda mendapatkan kecaman dari dunia Internasional karena terus menerus dengan gencar menyerang Indonesia, yang mengakibatkan PBB mendesak Belanda untuk membebaskan para pemimpin yang ditangkap dan kembali memenuhi Perjanjian Renville. Terbentuknya pemerintah darurat Republik Indonesia PDRI yang sampai akhir membuktikan kuatnya kekuasaan Indonesia. Hal ini sekaligus membuktikan pada dunia Internasional bahwa Republik Indonesia masih melakukan perlawanan dengan cara gerilya, yang baru berakhir setelah ditandatanganinya Perjanjian Roem-Royen, yang menjadi tanda berakhirnya Agresi Militer 2 Belanda, yaitu pada tanggal 7 Mei 1949. Baca Juga Latar Belakang dan Tokoh Agresi Militer Belanda I – Materi Sejarah Kelas 11 Contoh Soal Agresi Militer 2 dan Pembahasannya Nah, setelah membaca tentang Agresi Militer II, sekarang coba deh elo jawab beberapa pertanyaan ini untuk melatih pemahaman terkait materi tersebut! Agresi Militer Belanda 2 dilatarbelakangi adanya perjanjian …. A. Linggarjati. B. Renville. C. Roem-Royen. D. PBB. E. Restorasi. Jawaban B. Renville Pembahasan Agresi Militer Belanda 2 dilatarbelakangi oleh dilanggarnya perjanjian Renville oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. 2. Agresi Militer Belanda 2 membawa dampak dibentuknya PDRI yang diketuai oleh …. A. Presiden Soekarno B. Moh. Hatta C. Syarifuddin Prawiranegara D. AA. Maramis E. Soedarsono Jawaban C. Syarifuddin Prawiranegara Pembahasan Presiden Soekarno memberi kuasa kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membuat pemerintahan darurat sementara yaitu Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat. Nah, itu tadi guys informasi yang gue bagi ke elo tentang Agresi Militer Belanda. Tenang, kalau elo masih pengen ngulik lebih dalem lagi, elo bisa banget kok akses aplikasi Zenius. Elo bisa dapet banyak informasi, nggak cuma Sejarah aja tapi juga ada Matematika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, Sosiologi, Ekonomi, Bahasa Inggris, Kimia, dan banyak lagi fitur-fitur yang bakal bikin elo lebih cerah. Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini! Baca Juga Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia – Materi Sejarah Kelas 11
Dalamstruktur organisasi inilah terjadinya Agresi Militer Belanda II Desember 1948. Sesuai kebutuhan strategi perang gerilya, diadakan lagi reorganisasi sejumlah kesatuan TNI. agar didengar di dunia internasional. Pukul 05.45, 13 pesawat tempur Belanda membombardir Lapangan Terbang Maguwo, kemudian diikuti dengan Dakota yang menerjunkan
- Perundingan Renville yang digelar tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 berpengaruh terhadap jalannya sejarah bangsa Indonesia. Isi Perjanjian Renville membuat wilayah kedaulatan Republik Indonesia menjadi semakin Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 tidak lantas membuat posisi Indonesia di atas angin. Belanda yang datang lagi dengan membonceng pasukan Sekutu usai mengalahkan Jepang di Perang Dunia II ingin kembali menjajah perundingan antara Indonesia dan Belanda dilakukan, tapi seringkali menemui kebuntuan. Ada dua perundingan yang saling berkaitan dan cukup dikenal dalam sejarah Indonesia yaitu Perundingan Linggarjati dan Perundingan Renville yang membahas tentang wilayah mencatat, Amerika Serikat AS sebagai salah satu anggota Komisi Tiga Negara KTN yang sukses mendamaikan Belanda-Indonesia dalam Perjanjian Renville. Namun, Kahin justru menemukan banyak keganjilan dalam manuver AS sebagai juru damai idealnya netral serta memperlakukan pihak-pihak yang terlibat dengan setara. Sayangnya, manuver mereka berujung pada kekecewaan mendalam bagi para elit politik Indonesia dan turut membuat posisi Indonesia lemah selama perumusan awalnya, AS sebenarnya satu gerbong dengan Inggris sebagai pihak yang tak menyetujui agresi Belanda. Keduanya juga mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto. Namun dukungan semacam itu tak cukup menjadi solusi konflik dua raksasa Barat, AS dan Inggris memilih tidak melaksanakan tindakan efektif untuk menghentikan agresi Belanda. Di tahap ini, kecurigaan menyebar di kalangan elit politik Indonesia. Mereka menganggap AS bersikap licik dan sebenarnya memihak Belanda. Latar Belakang Perundingan Renville Perundingan Linggarjati pada 11-13 November 1946 menyepakati berdirinya Republik Indonesia Serikat RIS yang diakui Belanda. Hasil perundingan disahkan pada 25 Maret 1947. Namun, Belanda ternyata hanya mau mengakui kedaulatan RIS sebatas Jawa dan Madura Ks dalam buku Sekali Merdeka Tetap Merdeka 1985 menyebutkan, Belanda bahkan melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan serangan pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947. Serangan ini dikenal dengan sebutan Agresi Militer Belanda Militer Belanda I membuat sebagian dunia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, melontarkan penyesalan. Mereka mendesak Belanda agar menghentikan serangan dan segera menggelar perundingan damai dengan pihak juga Sejarah Agresi Militer Belanda I Latar Belakang, Kronologi, Dampak Sejarah Perjanjian Linggarjati Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi Sejarah Perjanjian Kalijati Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi Tokoh Delegasi Perundingan Renville Dikutip dari buku bertajuk Indonesia Menyongsong Era Kebangkitan Nasional Kedua Volume 1 1992 terbitan Yayasan Veteran RI, atas desakan Dewan Keamanan PBB, Belanda dan Indonesia menggelar perundingan di atas kapal perang milik Amerika Serikat bernama USS Renville yang sedang berlabuh di Teluk yang disebut Perjanjian Renville ini dilangsungkan pada 8 Desember 1947. Sebagai penengah adalah Komisi Tiga Negara KTN yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia,dan para tokoh yang terlibat sebagai delegasi dalam Perjanjian Renville adalah sebagai berikutDelegasi Indonesia terdiri dari Amir Syarifudin, Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim, Dr. J. Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun. Delegasi Belanda beranggotakan van Vredenburg, Dr. Koets, Dr. Chr. Soumokil, serta orang Indonesia yang menjadi utusan Belanda yakni Abdul Kadir yang bertindak sebagai mediator dari KTN adalah Richard C Kirby dari Australia wakil Indonesia, Frank B. Graham dari Amerika Serikat pihak netral, dan Paul van Zeeland Belgia wakil Belanda.Baca juga Arti Gold, Glory, Gospel 3G Sejarah, Latar Belakang, & Tujuan Peristiwa Rengasdengklok Sejarah, Latar Belakang, & Kronologi Hari Pahlawan 10 November & Sejarah Pertempuran Surabaya 1945 Isi Perundingan Renville Setelah melalui perdebatan yang cukup alot, akhirnya dihasilkan tiga poin kesepakatan antara Indonesia dan Belanda. Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, berikut isi Perjanjian Renville Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai wilayah Republik Indonesia RI. Disetujui adanya garis demarkasi antara wilayah RI dan daerah pendudukan Belanda. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur. Dampak Perundingan Renville Hasil Perundingan Renville yang ditandatangani pada 17 Januari 1948 itu ternyata cukup merugikan bagi Indonesia. Wilayah kedaulatan RI menjadi semakin sempit dengan diterapkannya aturan Garis van Mook atau Garis Status van Mook mengambil nama dari Hubertus van Mook, Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir. Garis van Mook adalah perbatasan buatan yang memisahkan wilayah milik Belanda dan Indonesia sebagai hasil dari Perjanjian Reid dalam Indonesian National Revolution 1945-1950 1974 menyebutkan, menganggap keberadaan Garis van Mook juga sebagai bentuk hinaan terhadap Indonesia karena wilayah RI menjadi semakin demikian, ada dampak positifnya pula. Perjanjian Renville ternyata semakin membuka banyak negara di dunia internasional untuk memperhatikan Indonesia dan mencermati sepak-terjang Belanda. "Dalam jangka panjang, keputusan-keputusan di Renville menarik perhatian dunia internasional yang semakin menyadari adanya pengorbanan besar untuk merdeka,” tulis Anthony juga Sejarah Proses Masuknya Agama Kristen Katolik ke Indonesia Sejarah Samudera Pasai Pendiri, Masa Jaya, & Peninggalan Sejarah Singkat Majapahit, Pusat Kerajaan, & Silsilah Raja-Raja - Sosial Budaya Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Iswara N RadityaPenyelaras Yulaika Ramadhani Belandamenyebut agresi militer belanda ini sebagai aksi polisinil dan sebagai urusan dalam negeri untuk mengembalikan ketertiban umum sehingga Belanda mengabaikan seruan masyarakat dunia untuk mentaati isi perjanjian Linggardjati dan menghentikan pertikaian dengan Indonesia.5 Web server is down Error code 521 2023-06-16 174740 UTC Host Error What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d84e11739cfb8fd • Your IP • Performance & security by Cloudflare MnGfcR.